Imam Ahmad Menasihati Ulama-Ulama Baghdad Untuk Sabar Dan Taati Pemimpin



OLEH: Abu Amru Radzi Othman

Hambal bin Ishaq bin Hambal berkata:"ketika Al-Watsiq memunculkan perkataan ini (Al-Qur'an itu makhluk), memukul dan memenjarakan orang yang menyelisihinya, datanglah sekelompok fuqaha dari Baghdad berjumpa Imam Ahmad. Diantaranya terdapat Bakr bin Abdillah, Ibrahim bin Ali Mathbahi, Fadl bin Ashim dan yang lainnya. Mereka mendatangi Abu Abdillah (Imam Ahmad) dan minta izin untuk menemuinya.

Setelah diizinkan masuk maka mereka berkata:
"Wahai Abu Abdillah, sesungguhnya urusan ini sudah tersebar luas dan nampak sampai pada puncaknya, sedang kita khawatir lelaki ini akan berbuat lebih dari yang dia lakukan".

Mereka pun kemudian menyebutkan bahawa Ibnu Abi Daud (ulama' Mu'tazilah yang diangkat tinggi menjadi penasihat Sultan, juga merupakan orang yang bertanggungjawab memenjarakan Imam Ahmad) menyuruh para guru untuk mengajari anak-anak bahawa Al-Qur'an adalah begini dan begitu (Al-Qur'an itu makhluk). Mendengar hal itu, Imam Ahmad berkata: "Lalu apa yang kalian mahukan?"

Mereka menjawab: "Kami datang kepadamu untuk bermesyuarat tentang apa yang kami inginkan".

Imam Ahmad bertanya lagi: "Apa yang kalian inginkan?"

Mereka berkata: "kami tidak redha dengan kesultanan dan kepemimpinan dia (Al-Watsiq)".

Maka Imam Ahmad mendebat mereka beberapa saat sampai beliau berkata kepada mereka -sedangkan saya (Hambal bin Ishaq bin Hambal) hadir di situ-:
"Bagaimana pendapat kalian kalau perkara ini tidak tuntas? Bukankah ini akan menyeret kalian pada hal-hal yang tidak kalian inginkan? Fikirkanlah masak-masak, janganlah kalian cabut tangan ketaatan dan janganlah kalian memecah tonggak. Lihatlah akibat urusan kalian ini dan janganlah tergesa-gesa. Bersabarlah kalian sampai tenang (dipimpin) Imam yang adil".

Maka terjadilah pembicaraan panjang diantara mereka yang tidak aku (Hambal bin Ishaq) hafal, dan Abu Abdillah telah membantah dengan perkataannya tadi. Berkatalah sebagian dari mereka:
"Sesungguhnya kita khawatir akan anak cucu kami bila hal ini (perkataan bahawa Al-Qur'an itu makhluk) nampak dan yang lain-lainnya tidak diketahui oleh mereka. Dan kami khawatir Islam akan hancur dan punah".

Maka Abu Abdillah berkata: "sekali-kali tidak demikian. Sesungguhnya Allah-lah yang menolong agama-Nya. Agama ini punya Rabb yang akan menolongnya, dan sesungguhnya Islam ini adalah agama yang mulia dan mencegah adanya pertumpahan darah".

Akhirnya mereka pun meninggalkan Abu Abdillah, sedang Abu Abdillah tidak memenuhi sedikitpun yang mereka inginkan. Bahkan beliau melarang mereka dan mendebat mereka supaya mereka mahu mendengar dan taat kepada pemerintah sampai Allah bukakan jalan keluar dari permasalahan ini. Tetapi mereka tidak mahu menerima nasihat Abu Abdillah.

Maka tatkala mereka keluar, berkatalah sebagian mereka kepadaku (Hambal bin Ishaq):
"Ikutlah dengan kami ke rumah orang (mereka menyebut suatu nama) untuk kita ajak berunding tentang perkara yang kita inginkan"

Maka saya beritahukan hal ini kepada ayahku (Ishaq bin Hambal). Ayahku berkata:
"Kamu jangan ikut pergi dan carilah alasan untuk tidak ikut mereka. Aku tidak merasa aman kalau nanti mereka akan melibatkan kamu dalam masalah ini, sehingga nama Abu Abdillah akan ikut disebut-sebut"

Maka aku pun mencari alasan untuk tidak ikut serta dengan mereka. Tatkala mereka pergi, aku dan ayahku mendatangi Abu Abdillah lalu berkatalah Abu Abdillah kepada ayahku:
"Wahai Abu Yusuf, aku kira yang membuat mereka begini ini telah meresap pada hati mereka. Kita minta keselamatan kepada Allah. Aku tidak senang ada orang berbuat seperti mereka ini"

Maka aku (Ishaq bin Hambal) bertanya kepadanya:
"Wahai Abu Abdillah, apakah yang mereka perbuat ini menurutmu benar?"

Imam Ahmad menjawab:
"Tidak, tidak benar. Perbuatan seperti ini menyalahi atsar-atsar yang memerintahkan kita untuk bersabar"Kemudian beliau berkata:"Rasulullah saw bersabda: "Kalau dia (sultan) memukulmu, maka sabarlah, dan kalau dia memerangimu, maka sabarlah ... dan berkata Ibnu Mas'ud: begini dan begitu".

Abu Abdillah kemudian menyebutkan hal-hal yang tidak aku hafal. Akhirnya Ishaq bin Hambal berkata:
"Maka kaum itupun melaksanakan apa yang mereka inginkan. Mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan dari perbuatan mereka yang tidak terpuji ini. Mereka malah lari terbirit-birit dari serangan sultan dan akhirnya, ada diantara mereka yang tertangkap, dipenjara dan mati di dalamnya".

(Dzikru Mihnati Al-Imam Ahmad bin Hambal)


___________________________
   Abu Amru Radzi Othman
    ~
Lajnah Makalah Agama
_____________________________

Comments