Sifatlah Seperti Padi (Merendah Diri)

OLEH: Abu Nur Aisyah

Dalam Islam, kita digalakkan bersifat seperti sifatnya 'padi', makin lah berilmu makin lah tumbuh mekar sifat tawadhu di dalam diri. Di samping itu, tidak lupa memohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat 'ketenaran'.

Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) kerana Allah melainkan Allah akan meninggikannya.”
(HR. Muslim no. 2588)

Terkadang, tidak sedikit para ilmuan yang bersifat seperti sifatnya 'langit', mahu merasa diri sentiasa berada di atas, di sanjung bahkan tidak cukup itu memperlekeh kepada mereka-mereka yang tidak memiliki ilmu.

Menyindir dan memperlekeh orang lain disebabkan mereka tidak dapat kefahaman serta menguasai sesuatu ilmu adalah sifat yang tidak baik, bahkan mungkin ia bibit-bibit yang bisa membawa seseorang kepada kesombongan dan angkuh.

Kita ada teman yang tidak pandai baca al-Quran, lalu kita update di facebook dengan caption sindiran:

'Sedar diri lah, kamu itu tidak pandai baca al-Quran, jadi jangan syok sendiri nak nasihatkan orang'

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk syurga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”

Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?”

Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“
(HR. Muslim no. 91)

Tidak pelik juga, sifat merendahkan orang lain terkena pada mereka yang mengaku 'Sunnah/Salafi'.

Yahya bin Ma’in berkata:

“Aku tidaklah pernah melihat orang semisal Imam Ahmad! Aku telah bersahabat dengan beliau selama 50 tahun, namun beliau sama sekali tidak pernah menyombongkan diri terhadap kebaikan yang ia miliki.”


___________________________
Abu Nur Aisyah~
Lajnah Agama
_____________________________

Comments