OLEH: Ustaz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy
Dalil-dalil tentang disyariatkannya qunut nazilah:
1. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu:
ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﻨَﺖَ ﺷَﻬْﺮًﺍ ﻳَﻠْﻌَﻦُ ﺭِﻋْﻼً ﻭَﺫَﻛْﻮَﺍﻥَ ﻭَﻋُﺼَﻴَّﺔَ ﻋَﺼَﻮُﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ
"Sesungguhnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut selama sebulan penuh, Beliau mendoakan laknat untuk Ri'lan, Dzakwan dan 'Ushayyah yang mereka telah bermaksiat kepada Allah." [1]
2. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu:
" ﺃَﻥَّ ﺭِﻋْﻼً ﻭَﺫَﻛْﻮَﺍﻥَ ﻭَﻋُﺼَﻴَّﺔَ ﻭَﺑَﻨِﻲ ﻟَﺤْﻴَﺎﻥَ ﺍﺳْﺘَﻤَﺪُّﻭﺍ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﺪُﻭٍّ ﻓَﺄَﻣَﺪَّﻫُﻢْ ﺑِﺴَﺒْﻌِﻴﻦَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِ ﻛُﻨَّﺎ ﻧُﺴَﻤِّﻴﻬِﻢُ ﺍﻟْﻘُﺮَّﺍﺀَ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﺎﻧِﻬِﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﺤْﺘَﻄِﺒُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ ﺣَﺘَّﻰ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺑِﺒِﺌْﺮِ ﻣَﻌُﻮﻧَﺔَ ﻗَﺘَﻠُﻮﻫُﻢْ ﻭَﻏَﺪَﺭُﻭﺍ ﺑِﻬِﻢْ ﻓَﺒَﻠَﻎَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﻨَﺖَ ﺷَﻬْﺮًﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢِ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀٍ ﻣِﻦْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀِ ﺍﻟْﻌَﺮَﺏِ ﻋَﻠَﻰ ﺭِﻋْﻞٍ ﻭَﺫَﻛْﻮَﺍﻥَ ﻭَﻋُﺼَﻴَّﺔَ ﻭَﺑَﻨِﻲ ﻟَﺤْﻴَﺎﻥَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻧَﺲٌ ﻓَﻘَﺮَﺃْﻧَﺎ ﻓِﻴﻬِﻢْ ﻗُﺮْﺁﻧًﺎ ﺛُﻢَّ ﺇِﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﺭُﻓِﻊَ ( ﺑَﻠِّﻐُﻮﺍ ﻋَﻨَّﺎ ﻗَﻮْﻣَﻨَﺎ ﺃَﻧَّﺎ ﻟَﻘِﻴﻨَﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻓَﺮَﺿِﻲَ ﻋَﻨَّﺎ ﻭَﺃَﺭْﺿَﺎﻧَﺎ )
"Suku Ri’lan, Dzakwan, Ushiyyah, dan Bani Lihyan meminta bantuan orang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk berlindung dari musuh, Beliau shallallahu’alaihi wa sallam memberikan bantuan tujuh puluh orang Anshor yang kami sebut sebagai Qurra’ dizaman mereka, yaitu mereka yang mencari bakar di siang hari dan menegakkan shalat lail di malam hari, namun ketika mereka (para Qurra' ini) berada di perjalanan dan sampai di sumur Ma’unah, mereka dikhianati (dibunuh) oleh ke empat suku tadi, Maka berita tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, maka Beliau melakukan Qunut Nazilah selama sebulan pada shalat shubuh mendoakan kehancuran terhadap suku Ri’lan, Dzakwan, Ushiyyah, dan Bani Lahyan.
Anas berkata: "Kami pernah membaca ayat Al Qur’an diturunkan tentang orang-orang yang dibunuh di sumur Ma’unah tersebut , kemudian ayat tersebut diangkat (mansukh) sesudah itu", (ayat tersebut adalah:)
ﺑَﻠِّﻐُﻮﺍ ﻋَﻨَّﺎ ﻗَﻮْﻣَﻨَﺎ ﺃَﻧَّﺎ ﻟَﻘِﻴﻨَﺎ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻓَﺮَﺿِﻲَ ﻋَﻨَّﺎ ﻭَﺃَﺭْﺿَﺎﻧَﺎ
"Sampaikanlah kepada kaum kami bahwa kami telah bertemu dengan Tuhan kami, maka Dia ridha kepada kami dan kamipun ridha kepada-Nya". [2]
3. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu:
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻘُﻨُﻮﺕُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏِ ﻭَﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ
" Adalah qunut tersebut pada shalat Maghrib dan Isya." [3]
4. Hadits Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu:
ﻗَﻨَﺖَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut dishalat subuh dan maghrib." [4]
5. Hadits Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu:
ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﻤِﺪَﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺔِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦْ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻗَﻨَﺖَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺞِ ﻋَﻴَّﺎﺵَ ﺑْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﺭَﺑِﻴﻌَﺔَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺞِ ﺍﻟْﻮَﻟِﻴﺪَ ﺑْﻦَ ﺍﻟْﻮَﻟِﻴﺪِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺞِ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﺑْﻦَ ﻫِﺸَﺎﻡٍ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺞِ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻀْﻌَﻔِﻴﻦَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺷْﺪُﺩْ ﻭَﻃْﺄَﺗَﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻀَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻬَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺳِﻨِﻴﻦَ ﻛَﺴِﻨِﻲ ﻳُﻮﺳُﻒَ
"Bahwasanya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dalam rakaat terakhir setelah mengucapkan "Sami'allohu Liman Hamidah" dishalat Isya maka Beliau mengucapkan doa: "Ya Allah, selamatkanlah 'Ayyas bin Abi Rabi'ah, Ya Allah selamatkanlah Al Walid bin Al Walid, Ya Allah selamatkanlah Salamah bin Hisyam, Ya Allah selamatkanlah orang-orang beriman yang tertindas, Ya Allah sempitkanlah jalan-Mu terhadap suku Mudhar, jadikanlah (kemarau panjang) di tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun dimasa yusuf". [5]
6. Hadits Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu:
ﻷﻗَﺮِّﺑَﻦَّ ﺻَﻠَﺎﺓَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻜَﺎﻥَ ﺃَﺑُﻮ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘْﻨُﺖُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺔِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦْ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮِ ﻭَﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻭَﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢِ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﻤِﺪَﻩُ ﻓَﻴَﺪْﻋُﻮ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻳَﻠْﻌَﻦُ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ
"Sungguh benar-benar Aku akan mencontohkan shalat Nabi shalallahu alaihi wa sallam, dan adalah Beliau (Abu Hurairah) melakukan qunut dirakaat terakhir dishalat Dzuhur, Isya dan Shubuh, setelah mengucapkan "Sami'allohu Liman Hamidah", Beliau berdoa kebaikan untuk kaum mukminin dan laknat terhadap orang-orang kafir." [6]
7. Hadits Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu:
ﻗَﻨَﺖَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺷَﻬْﺮًﺍ ﻣُﺘَﺘَﺎﺑِﻌًﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺼْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏِ ﻭَﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻭَﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢِ ﻓِﻲ ﺩُﺑُﺮِ ﻛُﻞِّ ﺻَﻠَﺎﺓٍ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﻤِﺪَﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺔِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀٍ ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲ ﺳُﻠَﻴْﻢٍ ﻋَﻠَﻰ ﺭِﻋْﻞٍ ﻭَﺫَﻛْﻮَﺍﻥَ ﻭَﻋُﺼَﻴَّﺔَ ﻭَﻳُﺆَﻣِّﻦُ ﻣَﻦْ ﺧَﻠْﻔَﻪ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut terus menerus selama satu bulan dishalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh, disetiap akhir rakaat shalat setelah mengucapkan Sami'allohu Liman Hamidah, Beliau mendoakan kebinasaan untuk Bani Sulaim, Ri'lan, Dzakwan dan 'Ushayyah, maka orang-orang dibelakang Beliaupun meng aminkannya." [7]
Dari uraian hadits-hadits di atas kita bisa mengambil beberapa ringkasan hukum berkaitan dengan qunut nazilah diantaranya :
1. Disyariatkannya qunut nazilah.
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
ﻓﻴﺸﺮﻉ ﺃﻥْ ﻳﻘﻨﺖَ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﻮﺍﺯﻝ، ﻳﺪﻋﻮ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ، ﻭﻳﺪﻋﻮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ، ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ، ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﻳﻘﻨﺖ ﻟﻤﺎ ﺣﺎﺭﺏ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ، ﺑﺪﻋﺎﺋﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻴﻪ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻟﻌﻦْ ﻛﻔﺮﺓَ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
"Maka disyariatkan untuk qunut nazilah dengan mendoakan kebaikan untuk kaum mukminin dan kebinasaan bagi orang-orang kafir di shalat subuh maupun diwaktu shalat lainnya, demikian pula Umar radhiyallahu anhu melakukan qunut ketika memerangi orang-orang nashrani dengan berdoa: " Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir dari Ahlul kitab". [8]
ﻭﻛﺎﻥ ﻫﺪﻳﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﻘﻨﻮﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻮﺍﺯﻝ ﺧﺎﺻﺔ، ﻭﺗﺮْﻛَﻪ ﻋﻨﺪ ﻋﺪﻣﻬﺎ، ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻳﺨﺼّﻪ ﺑﺎﻟﻔﺠﺮ، ﺑﻞ ﻛﺎﻥ ﺃﻛﺜﺮ ﻗﻨﻮﺗﻪﻓﻴﻬﺎ
"Dan diantara petunjuk Nabi shalallahu alaihi wa sallam adalah melakukan qunut pada perkara nazilah secara khusus, dan tidak melakukannya jika tidak terjadi, dan Beliau tidak pernah mengkhususkannya dishalat subuh saja, namun yang paling sering Beliau lakukan adalah dishalat shubuh tsb." [9]
2. Qunut nazilah dilakukan pada shalat lima waktu dan yang paling sering dilakukan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam adalah pada shalat shubuh.
Dan para ulama berbeda pendapat tentang hukum melakukan qunut pada shalat Jum'at.
Hal tersebut karena mereka menganggap bahwa shalat Jum'at adalah bagian dari shalat lima waktu. Namun pendapat yang benar -wallohu a'lam karena tidak adanya nukilan bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam melakukan qunut tersebut dihari jum'at maka hal tersebut menunjukkan tidak disyariatkannya hal tersebut.
Berkata Asy Syeikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:
ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺍﻧﻪ ﻻ ﻳﻘﻨﺖ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻷﻥ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﺩﻋﺎﺀ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻭﻳﺪﻋﻰ ﻟﻤﻦ ﻳﻘﻨﺖ ﻟﻬﻢ ﺇﺛﻨﺎﺀ ﺍﻟﺨﻄﺒﺔ
"Para ulama mengatakan bahwa tidak ada qunut pada shalat Jum'at, karena padanya telah terdapat khutbah yang terdapat doa untuk kaum mukminin, dan didoakan pertengahan khutbah tersebut dengan doa semisal seorang yang qunut." [10]
3. Qunut disyariatkan bagi penguasa kaum muslimin.
Dari uraian hadits diatas bisa terlihat bahwa pelaksanaan qunut nazilah dilakukan oleh penguasa kaum muslimin, namun apakah hal tersebut juga berlaku untuk kaum muslimin secara keseluruhan bagi yang telah diberikan izin dan perintah dari pemerintah yang sah??
Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, namun pendapat yang benar -wallohu a'lam- adalah bahwa qunut nazilah tersebut bisa dilakukan dimasjid-masjid kaum muslimin secara umum.
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
ﺍﻟﻘﻨﻮﺕ ﻣﺸﺮﻭﻉ ﻟﻜﻞ ﻣﺼﻞ ﺇﻣﺎﻣﺎً ﺃﻭ ﻣﺄﻣﻮﻣﺎً ﺃﻭ ﻣﻨﻔﺮﺩﺍً ﻭﻫﻮ ﺃﺻﺢ ﺍﻷﻗﻮﺍﻝ
"Qunut disyariatkan bagi setiap orang yang shalat baik sebagai imam, makmum maupun sendirian, dan inilah pendapat yang paling benar." [11]
4. Do'a qunut di jaharkan (dikeraskan).
Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah telah menukil kesepakatan tentang hal tersebut. [12]
5. Doa laknat terhadap orang-orang kafir secara umum.
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
ﻻ ﺧﻼﻑ ﻓﻲ ﺟﻮﺍﺯ ﻟﻌﻦ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ , ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ , ﻭﻣﻦ ﺑﻌﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﻳﻠﻌﻨﻮﻥ ﺍﻟﻜﻔﺮﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻨﻮﺕ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ ﻓﻘﺪ ﺫﻫﺐ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﻠﻌﻦ ﻻنه ﻻ ﻧﺪﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ
"Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang bolehnya melaknat orang-orang kafir, adalah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu dan para imam setelahnya melaknat orang-orang kafir didalam doa qunut, adapun terhadap kafir mu'ayyan (perorangan) maka sekelompok ulama berpendapat tidak boleh melaknatnya, karena kita tidak mengetahui bagaimana akhir hidupnya." [13]
6. Doa qunut hendaklah ringkas.
Hal ini sebagaimana riwayat dari Anas radhiyallahu anhu tatkala Beliau ditanya apakah Nabi shalallahu alaihi wa sallam melakukan qunut dishalat subuh?? Maka Beliau menjawab:
ﻧَﻌَﻢْ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺮُّﻛُﻮﻉِ ﻳَﺴِﻴﺮًﺍ
"Iya, setelah rukuk dengan sejenak." [14]
7. Doa qunut nazilah tidak ada lafadz tertentu, namun disesuaikan dengan keadaan yang terjadi.
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
ﻓﺎﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﻘﻨﺖ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺎﺯﻟﺔ ﻭﻳﺪﻋﻮ ﻓﻴﻬﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﻨﺎﺳﺐ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﻤﺤﺎﺭﺑﻴﻦ
"Maka yang disunnahkan adalah qunut ketika terjadi nazilah dan berdoa dengan doa yang sesuai dengan kondisi kaum yang perangi tersebut." [15]
8. Disunnahkan bagi makmum untuk mengucapkan "Aamiin" ketika imam berdoa, sebagaimana hadits diatas.
9. Mengangkat tangan ketika berdoa.
Hal tersebut sebagaimana datang dalam riwayat Anas bin Malik radhiyallahu anhu Berkata:
ﻓَﻠَﻘَﺪْ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟْﻐَﺪَﺍﺓِ ﺭَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓَﺪَﻋَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ
"Sungguh aku melihat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam shalat subuh dan mengangkat kedua tangannya dalam berdoa." [16]
ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻓﻘﻨﺖ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ، ﻭﺭﻓﻊ ﻳﺪﻳﻪ ، ﻭﺟﻬﺮ ﺑﺎﻟﺪﻋﺎﺀ
"Aku shalat dibelakang Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu, maka Beliau qunut setelah rukuk, dan mengangkat kedua tangannya serta mengeraskan doa." [17]
Demikianlah beberapa hukum-hukum ringkas berkaitan dengan qunut nazilah yang kita petik dari untaian hadits-hadits Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Wallohu a'lam.
_______________
[1] Muttafaqun 'alaih
[2] HR. Bukhari
[3] HR. Bukhari
[4] HR. Muslim
[5] HR. Bukhari
[6] Muttafaqun 'alaih
[7] HR. Abu Daud
[8] Majmu' Al Fatawa (22/270)
[9] Zaadul Ma'ad (1/273)
[10] Majmu' Al Fatawa Lil 'Utsaimin (16/155)
[11] Al Inshaf (4/136)
[12] Fathul Bari (2/491)
[13] Tafsir Ibnu Katsir (Pada tafsir surah Al Baqarah: 159)
[14] HR. Muslim
[15] Majmu' Al Fatawa (21/155)
[16] HR. Ahmad
[17] HR. Al Baihaqi (2/212)
___________________________
Ustaz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy
Pendakwah Bebas
Telegram: https://t.me/gerakanpenamy
Instagram: https://www.instagram.com/gerakanpenamy
Sejarah: https://revolusimelayubaru.blogspot.com/
Sejarah: https://revolusimelayubaru.blogspot.com/
_____________________________
Comments
Post a Comment