Dicabutnya Ilmu Dengan Kematian Ulama

OLEH: Ustaz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy

 Hadits-Hadits dan Atsar yang menunjukkan terangkatnya ilmu dengan kematian para ulama'.

Hadits-Hadist :

Hadits pertama:

Dari 'Abdullah bin 'Amr -radhiyallahu 'anhu- berkata; Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، فإذا لم يبق عالما اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا
“Sesungguhnya tidaklah Allah mencabut ilmu itu dengan cara mencabutnya dari hati para hamba, akan tetapi Allah mencabutnya dengan mencabut (nyawa) para ulama', sehingga jika tak tersisa lagi seorang 'alim pun, manusiapun mengambil para pimpinan yang bodoh, sehingga (pimpinan tsb) ditanya dan iapun memberikan fatwa (jawaban) tanpa dasar ilmu, sehingga iapun sesat dan menyesatkan.”
 [Muttafaqun 'alaih].

Hadits kedua:

Dari Abu Hurairah -radhiyallah 'anhu- berkata; Bahwa Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

سيأتي على أمتي زمان يكثر فيه القراء ويقل الفقهاء ويقبض العلم ويكثر الهرج
“Akan datang pada ummatku suatu masa yang padanya banyak para pembaca al qur_an dan sedikit para fuqoha' (ahli fikih) dan terangkatnya ilmu serta akan banyak pembunuhan.”
 [HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak  (4/457) dan Ath Thabrani dalam Al Ausath (3/319)].

Hadits ketiga:

Dari Syaddad bin Aus -radhiyallahu 'anhu- berkata; Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

هل تدري ما رفع العلم؟؟
“Apakah engkau tahu bagaimana diangkatnya ilmu”

Syaddad menjawab;

“Aku tidak tahu"

Beliaupun bersabda;

ذهاب أوعيته
“Dengan perginya (meninggalnya) wadahnya (yaitu; pembawanya).” 
[HR. Ahmad].

Hadits keempat:

Dari Abu Umamah -radhiyallahu 'anhu- berkata; Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

خذوا العلم قبل أن يذهب
“Ambillah ilmu itu sebelum pergi”

Para sahabat bertanya;

Bagaimana kepergian ilmu itu wahai Nabi Allah?? sedangkan pada kita masih ada Kitab Allah??

Maka Beliaupun marah dengan kemarahan yang tidak pernah hingga demikian sebelumnya lalu bersabda;

أولم تكن التوراة والإنجيل  في بني إسرائيل فلم يغنيا عنهم شيئا!!؟ إن ذهاب العلم أن يذهب حملته، إن ذهاب العلم أن يذهب حملته
“Bukankah Taurat dan Injil juga ada pada Bani Israil?? Namun kedua kitab tersebut tidak memberikan manfaat sedikitpun kepada mereka!!? Sesungguhnya kepergian ilmu adalah dengan kepergian (meninggalnya) pembawanya, sesungguhnya kepergian ilmu adalah dengan kepergian (meninggalnya) pembawanya.”
 [HR. Ad Darimy (1/309), Ahmad (5/266), Ath Thabrany (8/256)].

Atsar-Atsar:

Atsar pertama:

Berkata Ibnu Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-;

فإذا ذهب العلماء استوى الناس، فلا يأمرون بالمعروف ولا ينهون عن المنكر فعند ذلك يهلكون
“Maka jika para ulama telah pergi (meninggal) maka manusiapun mengambang, sehingga tidak ada yang memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula ada yang melarang dari kemungkaran, maka disaat itulah mereka binasa.”
 [Riwayat Abdurrazzaq dalam Mushannafnya (11/252)].

Atsar kedua:

Berkata Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhu-;

هل تدرون ما ذهاب العلم؟؟ بذهاب العلماء
“Apakah kalian tau kepergian ilmu?? Yaitu dengan kepergian (meninggalnya) para ulama.” 
[Riwayat Ad Darimy (1/310)].

Dan diriwayatkan pula dari Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhu- bahwa tatkala Zaid bin Tsabit -radhiyallahu 'anhu- meninggal maka beliau berkata;

من سره أن ينظر كيف ذهاب العلم فهكذا ذهابه
“Barangsiapa yang ingin melihat bagaimana bentuk perginya ilmu, maka beginilah kepergiannya.” [Riwayat Ath Thabrani dalam Al Kabir (5/109)].

Atsar ketiga:

Berkata Salman Al Farisy -radhiyallahu 'anhu-;

لا يزال الناس بخير ما بقي الأول حتي يعلّم الأخر فإذا هلك الأول قبل أن يتعلم الأخر هلك الناس
“Terus menerus manusia berada dalam kebaikan selama generasi pertama mengajarkan kepada generasi setelahnya, maka jika generasi pertama telah meninggal sebelum generasi berikutnya mengambil ilmunya maka manusiapun akan binasa.” 
[Riwayat Ad Darimy (1/310)].

Atsar keempat:

Berkata Abu Darda' -radhiyallahu 'anhu-;

ما لي أرى علماءكم يذهبون وجهالكم لا يتعلمون، تعلموا قبل أن يرفع العلم فإن رفع العلم بذهاب العلماء
“Kenapa aku melihat ulama kalian telah bepergian (meninggal) dan para juhhal (orang-orang bodoh) tidak belajar, maka belajarlah kalian sebelum terangkatnya ilmu, maka sungguh terangkatnya ilmu itu dengan kepergian para ulama.”
 [Riwayat Ad Darimy (1/311)].

Atsar kelima:

Berkata Umar bin Khaththab -radhiyallahu 'anhu-;

أما إنه ليس ينزع من صدور العلماء ولكن يذهب العلماء
“Tidaklah terangkatnya ilmu itu dari dada-dada para ulama, akan tetapi dengan kepergian para ulama.” [Riwayat Ahmad (2/481)].

Faidah:

Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah-;

“Seandainya bukan karena keberadaan para ulama', maka manusia itu akan seperti binatang ternak bahkan keadaannya akan lebih buruk dari itu, sungguh kematian para ulama adalah musibah yang tak terkalahkan kecuali jika ada orang setelahnya yang menggantikan kedudukannya, demikian pula para ulama adalah tonggak-tonggak kebaikan pada hamba, pada negeri serta pada kerajaan, maka sungguh kematian mereka akan menyebabkan kerusakan pengaturan negeri...dst.” 
[Miftahu Daris Sa'adah (1/265)].


___________________________
 Ustaz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy 
Pendakwah Bebas
_____________________________

Comments